Petta Lasinrang

Sekitar tahun 1856, keluarga raja dan pembesar kerajaan Sawitto, diliputi suasana bahagia atas lahirnya putra La Tamma yaitu La Sinrang. Kemudian dikenal dengan nama Petta Lolo La Sinrang. Putra La Tamma Addatuang Sawitto ini, dilahirkan di Dolangeng sebuah kota kecil yang terletak kira-kira 17 km sebelah selatan kota Pinrang. Karena ibunya bernama I Raima (Keturunan rakyat biasa) berasal dari Dolangeng.

La Tenri Tatta Arung Palakka (wali pitue) sang pembebas

Maddaremmeng MatinroE ri Bukaka meninggal dunia, maka digantikanlah oleh kemanakannya yang bernama La Tenri Tatta Arung Palakka MalampeE Gemme’na Petta To RisompaE

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sunday, March 3, 2013

kembali memaknai arti Demonstrasi


Demonstrasi yang dikenal juga sebagai unjuk rasa atau dalam bahasa sehari-harinya dikenal dengan istilah “demo” adalah sebuah bentuk ekspresi dari sekelompok manusia untuk memprotes suatu kebijakan di depan umum.
Demonstrasi biasanya dilakukan oleh kalangan mahasiswa yang menolak kebijakan pihak birokrasi, baik itu pihak “birokrasi” negara (pemerintah) maupun pihak birokrasi kampus. Demonstrasi juga biasanya dilakukan oleh pihak buruh yang menolak kebijakan dari “majikannya”. Pada dasarnya, demonstrasi dijadikan sarana bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya ketika jalur diplomasi telah mengalami kebuntuan.
Sebagai catatan, demonstrasi pada dasarnya tidak serta merta langsung dilaksanakan ketika memalukan aksi protes. Ada beberapa jalur yang bisa ditempuh ketika ingin melakukan aksi protes yakni:
·         protes dalam bentuk tulisan (surat) : cara protes ini dilakukan sebagai langkah awal dalam melakukan aksi protes yakni dengan melayangkan surat kepada pihak yang terkait sebagai tanda ketidakpuasan maupun ketidaksetujuannya dengan sebuah kebijakan yang di keluarkan oleh pihak tersebut.
·         Protes dalam bentuk diplomasi (perundingan) : ketika cara protes dengan surat tidak ditanggapi maka melakukan perundingan dengan pihak yang di protes namun dalam beberapa kasus, perundingan terjadi setelah adanya unjuk rasa.
·         Protes dalam bentuk aksi massa (demonstrasi) : cara protes dengan melakukan aksi protes yang menggunakan kekuatan massa sebagai kekuatannya dan dilakukan di depan umum. Aksi unjuk rasa ini bertujuan agar memberi efek penekanan bahwa kebijakan yang dikeluar tersebut tidak di sepakati oleh kebanyak orang sehingga pihak yang diprotes dapat mencabut kebijakan tersebut atau setidaknya ingin melakukan perundingan dengan pihak pengunjuk rasa.
·         Chaos (kerusuhan) : cara ini dilakukan ketika aksi unjuk rasa dan perundingan mengalami kebuntuan. cara ini sebenarnya sangat tidak baik dan sangat tidak dianjurkan untuk dilaksanan  karena cara ini akan merubah aksi unjuk rasa menjadi aksi pengerusakan ataupun bentrokan dengan beberapa pihak khususnya pihak keamanan. Cara ini terkadang dilakukan oleh pihak demonstran agar dapat memaksa pihak yang di protes agar mau mencabut kebijakan yang tidak di sepakati oleh pihak demonstran.
Terkadang karena point terakhir diatas menyebabkan mesyarakat beranggapan bahwa aksi unjuk rasa itu adalah tindak anarkis, Padahal unjuk rasa dan tindak anarkis adalah dua hal yang sangat berbeda karena unjuk rasa adalah bentuk perjuangan rakyat dalam melawan ketidakadilan.  
Dikarenakan mahasiswa yang mempunyai peran sebagai penyambung lidah rakyat maka terkadang mahasiswalah yang secara kritis melakukan aksi protes kepada pemerintah. Oleh kerena itu, masyarakat janganlah berpikiran bahwa mahasiswa berdemo bukan tanpa makna,bukan tanpa tujuan dan tanpa arah,justru dari situ sudut pandang salahnya,karena mereka sebenarnya berjuang,tidak hanya untuk orang yang mendukungnya tapi juga yang menghujatnya,sadar atau tidak sadar itu memang kenyataan.

Imam Lapeo (wali pitue)


Lahir dengan nama K.H. Muhammad Thahir atau lebih populer dengan sebutan Imam Lapeo lahir di Tinambung pada thn 1838. Nama Lapeo sendiri diambil dari nama kampung di Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar. Sekitar 290 Km dari Makassar.
Imam Lapeo : seorang imam di desa lapeo yang sederhana dan menyebarkan agama Islam sampai ketanah bugis. sering memperlihatkan mukzisat dari sang Kuasa, Daerah Mandar sendiri dulunya dikenal dengan ilmu magic-nya, animisme dan kemusyrikan Imam Lapeo-lah yang meluruskan jalan sesat mereka.
Imam Lapeo sukses menyadarkan perilaku-perilaku buruk mereka, dan inilah yang menjadi salah satu alasan nama masjidnya yang dikenal sampai sekarang dengan sebutan Mesjid Jami’ At-Taubah Lapeo, kemudian dialihkan namanya mesjid Nuruttaubah Lapeo.
Dalam menyebarkan agama Islam berbagai cara yang ditempuh oleh Imam Lapoe, dimana ia menarik perhatian masyarakat atau orang disekitarnya dalam mengajarkan agama, secara bartahap beliau mengikuti kebudayaan-kebudayaan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut.
Beliau mengajak masyarakat sekitar membangun mesjid tetapi dalam kenyataannya tak semudah dibayangkan. Imam Lapeo harus berhadapan dengan maraknya perjudian, ramainya warga Mandar yang masih mabuk-mabukkan dengan minuman kebanggaannya adalah Manyang Pai’. (Tuak).
Masyarakat sendiri secara bertahap menghilangkan kebiasaan yang mereka lakukan. Bukan hanya dengan mengajak masyarakat di sekitarnya membangun mesjid Imam Lapeo juga sering bertamu di rumah masyarakat jika sedang berjalan-jalan dan juga terkadang masyarakat mendatangi rumah beliau untuk meminta doa dan petunjuk jika ada masalah yang mereka hadapi atau mempunyai keiinginan. Beliau juga terkenal dengan sikap dermawannya sampai-sampai beliau berhutang jika ada masyarakat yang memerlukan bantuan.
Berbagai cara dan upaya telah dilakukannya beliau untuk menyampaikan dan mewujudkan risalah dan nilai-nilai Islam yang benar kepada ummat Islam di Mandar, yang sudah ter-Isalamkan sejak abad ke 15 di jaman Ammara’diang Kakanna I Pattang Daetta Tommuane oleh usaha Ulama Abdul Rachman Kamaluddin bergelar Tosalama di Binuang.
 Walaupun kiprah dan perjuangan Imam Lapeo sering di reduksi dan dibumbui drngan hal-hal yang berbau Supranatural seperti cerita tentang kemampuannya berada di dua tempat sekaligus ; menaklukkan para tukang Doti, bahkan intelektual sekelas Emha Ainun Najib meyakininya kisah-kisah Imam Lapeo.
Ada banyak nelayan Mandar yang percaya, bila terhadang badai di tengah laut, mengingat sang panrita untuk kemudia memanggil namanya adalah salah satu cara menaklukkan badai. Ya, itulah salah satu bentuk betapa orang Mandar menganggap Imam Lapeo sebagai ulama ber-karamah. Banyak rumah di Mandar memasang fotonya di dinding rumah. Dan banyak kasus, foto ukuran kecilnya dijadikan jimat (disimpan di dalam dompet).

Berikut Biographi singkat serta beberapa kisah kharomah yang dialami oleh K. H. Muhammad Thahir (Imam Lapeo) yang juga terkenal dengan sebutan Tosalama’ Iman Lapeo.
Pada masa kanak-kanaknya, oleh orang tuanya memberikan nama kepada Imam Lapeo yaitu Junaihim Namli. Sejak kecil ia dikenal masyarakat sebagai anak yang patuh dan taat kepada oran tua, beliau dikenal jujur, pemberani, dan punya kemauan yang sanga keras.
K. H. Muhammad Tahir Iman Lapeo berlatar belakang keluarga yang taat beragama. Bapaknya bernama Muhammad bin Haji Abdul Karim Abtalahi, disamping bekerja sebagai petani dan nelayan, juga menjadi guru mengaji Al Quran.
Guru mengaji handal yang diwariskan oleh nenek K. H. Muhammad Iman Lapeo yaitu H. Abd. Karim Abtallahi (juga populer dengan nama Nugo kepada anaknya, Muhammad). Nenek Iman Lapeo salah seorang penghafal Quran yang terkenal dizamannya. Istrinya bernama St. Rajiah, yang menurut silsilah keturunannya berasal dari keturunan Hadat Tenggelang (Tenggelang, suatu daerah yang berstatus distrik dalam wilayah pemerintahan swapraja Balanipa dahulu, sekarang termasuk pemerintahan wilayah Kecamatan Campalagian).
Latar belakang yang taat beragama inilah yang sangat berpengaruh dalam proses perkambangan jiwa K. H. Muhammad Tahir Imam Lapeo dan mewarnai kehidupannya sejak beliau kanak-kanak. Sebagai seorang anak nelayan ia telah terbiasa dengan arus dan gelombang laut ketika menemani ayahnya mencari ikan. Tidak mengherankan sejak umur 15 tahun beliau telah berani mengikuti pamannya Haji Bukhari ke Padang, Sumatra Barat berdagang lipa’ sa’be (sarung sutra).
Pada umur 27 tahun Muhammad Tahir dikawinkan oleh gurunya Sayid Alwi Jamalullil bin Sahil (seorang ulama besar dari Yaman) dengan seorang gadis bernama Nagaiyah (kemudian berganti nama menjadi Rugayah). Pada perkawinan inilah nama Junahim Namli diganti oleh gurunya (Sayid Alwi) menjadi Muhammad Thahir, nama yang dikenal sampai sekarang.
Di bidang pendidikan, pendidikan formalnya tidak menonjol. Dalam mengikuti pendidikan non-formal ia lebih tertarik pada pelajaran-pelajaran agama Islam. Di usia kanak-kanaknya Junahim Namli telah khatam Al Quran beberapa kali melampaui teman-teman sebayanya. Menjelang usia remaja, ia lebih memperdalam bahasa Arab seperti nahwu syaraf di Pambusuang. Lalu dia pergi ke Pulau Salemo (masa itu sangat terkenal sebagai tempat pendidikan pesantren yang melahirkan para ulama di bawah bimbingan ulama besar dari Gresik, Jawa Timur) menimba dan menambah ilmu-ilmu agama Islam. Beberapa tahun ia tinggal disalemo.
Kemudian ia pergi ke Padang, Sumatra Barat dan tinggal selama 4 tahun menambah ilmu. Sesudah itu melanjutkan perjalanannya ke Mekah menuntut ilmu agama, mendatangi ulama besar memperdalam ilmu fikih, tafsir, hadits, teologi dan lain-lain. Ia tinggal di Mekah beberapa tahun lamanya.
Dalam perjalanan K.H. Muhammad Tahir Iman Lapeo mengembangkan dakwah Islam, ia telah melakukan perkawinan sebanyak enam kali. Perkawinan ini didasarkan kepada kesadaran K. H. Tahir Imam Lapeo bahwa kawin dengan bersandarkan syariat Islam adalah merupakan strategi dakwah yang sangat efektif dalam mengenbangkan dan atau menyebarkan agama Islam. Hal itu ditandai dengan kenyataan, beberapa istrinya berasal dari keluarga elit dalam masyarakat Mandar dizamannya yang dianggap sangat bisa menunjang perjuangan dakwahnya.
Istri pertama bernama Rugaya melahirkan keturunan 8 anak yaitu: St. Fatima, St. Hadiyah, Muhammad Yamin, Abd. Hamin, Muhammad Muchsin, St. Aisyah, St. Marhumah.
Istri kedua, Sitti Khalifah, tidak melahirkan keturunan. Istri ketiga Sitti Khadijah, melahirkan satu orang anak yaitu Najamuddin, dan yang istri keempat Sitti Attariah, tidak melahirkan anak. Keempat istrinya itu adalah putri-putri tokoh masyarakat.
Dalam meluncurkan visi misi dakwah ke daerah Mamuju ia diangkat menjadi Kali ‘Kadi’ Kerajaan Tappalang (sekarang dalam wilaya Kecamatan Tappalang, Kabupaten Mamuju).
Di Mamuju K. H. Muhammad Tahir Imam Lapeo mengawini seorang putri sayid yang bernama Syarifah Hamidah tetapi tidak melahirkan keturunan. Pada perkawinan yang terakhir dengan Sitti Amirah melahirkan empat orang anak yaitu Abdul Muttalib, Siti Ssabannur, Siti Asiah dan Siti Aminah.
Putra-putri K. H. Muhammad Thahir Imam Lapeo sebagian besar melanjutkan usaha bapaknya mengabdi untuk kepentingan agama Islam. Salah seorang putrinya yang bernama Hj. Aisyah Tahir, populer dengan panggilan Ummi Aisyah, adalah tokoh wanita Sulawesi Selatan pernah memimpin Muslimat Nahdatul Ulama, yang menjelang akhir hayatnya Ummi Aisyah dikenal sebagai wanita yang memiliki kemampuan metafisik yang lebih.
K. H. Muhammad Thahir Imam Lapeo menghembuskan nafas terakhir dengan tenang dalam usia 114 tahun, pada hari Selasa 27 Ramadhan 1362 H. Bertepatan tanggal 17 Juni 1952 di Lapeo (sekarang wilayah kecamatan Campalagian, kabupaten Polewali Mandar). Dimakamkan di halaman mesjid Nur Al-Taubah di Lapeo (mesjid yang di kawasan Mandar dikenal juga dengan sebutan Masigi Lapeo ‘Mesjid Lapeo’ yang terkenal dengan menaranya).
Makam K. H. Muhammad Thahir Imam Lapeo sampai sekarang banyak dikunjungi oleh masyarakat yang datang dari berbagai daerah Mandar, dan daerah-daerah lain dari luar Mandar.
K. H Muhammad Thahir Imam Lapeo terkenal juga dengan gelar To Salamaq Imam Lapeo. Dalam bidang tasawuf dan tarekat, K. H. Muhammad Thahir Imam Lapeo mengacu kepada tasawuf dan tarekat Syadziliah.
Berikut ini beberape kisah kekeramatan To Salamaq Imam Lapeo yang dipercaya kebenarannya oleh sebagian besar masyarakat Mandar dahulu.
1. Pembangunan Mesjid
Waktu itu sekitar tahun 60an Masjid Lapeo sedang dibangun disamping makam lapeo namun terhambat masalah dana akhirnya tidak lama kemudian datang beberapa unit truck dari makassar membawa semen pasir dan beberapa bahan bangunan warga sekitar heran karena tidak ada satupun dari mereka yang memesan apalagi dana tidak ada.mereka memutuskan untuk membicarakannya di rumah salah satu warga di sana,ketika ditanyakan tentang siapa orang misterius yang memesan bahan bangunan ini,si supir mengatakan bahwa yg memesan adalah seorang kakek berpakaian serba putih bersorban dan kebetulan si supir melihat foto imam lapeo yang ada di lama rumah warga tersebut,dan mengatakan bahwa orang itulah yang memesan bahan bangunan.
2. Tempat Imam Lapeo Berkhalawat
Narasumber mengetahui ada 2 tampat imam Lapeo berkhalawat yang di kebun dan sebidang tanah yang terletak di Paccini. Tempat ini telah didirikan sebuah rumah dan ada kejadian yang diluar jangkauan manusia yakni penghuni rumah tersebut satu persatu meninggal dunia. Dan orang-orang pun memberi tanda tempat Khalawat Imam Lapeo untuk tidak dihuni.
3. Turun Dari Mobil Untuk Sembahyang.
Suatu hari dalam perjalanan menuju Makassar, tiba waktunya untuk shalat Dzuhur dan beliau menyuruh sopir mobil untuk berhenti sejenak untuk melaksanakan shalat, namun sopir mobil tidak rela menghentikan mobilnya jika sewa mobil tidak dibayar agar dapat melanjutkan perjalanan ke Makassar. Belia pun membayarnya dan turun bersama rombongannya untuk menunaikan shalat Dzhuhur, kemudian mobil tersebut melanjutkan perjalanannya namun dalam perjalanan mobil tersebut tiba-tiba macet, mobil tidak bisa jalan, setelah shalat Imam Lapeo beserta rombongan berencana melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki, dalam perjalanan mereka bertemu dengan mobil yang mereka tumpangi dalam keadaan macet, penumpang dalam mobil tesebut berkata inilah tadi teman kita yang singgah untuk shalat, Imam Lapeo pun naik diatas mobil tersebut tidak lama kemudian mobil tersebut bisa jalan dan normal seperti semula.
4. Gema Teriakannya Di Telinga Pencuri.
Suatu hari ada seseorang memasuki kebunnya di Galung Lampu, berencana untuk mencuri buah-buahan yang didalamnya yakni memanjat pohon kelapa. Tiba-tiba terdengar teriakan Imam Lapeo, sementara beliau tidak ada dikebun, orang tersebut lari sekencangnya suara tersebut masih terdengar : To bibo….to bibo… to bibo. Dia pun tidak bisa tidur dengan mendengar suart tersebut hingga dia pun  mendatangi beliau dan menjelaskan apa yang telah terjadi dan memohon maaf kepada beliau juga meminta agar diobati. Orang tersebut dioabati dan sudah merasa tenang.
5. Pernah Diberkati Jadi Professor
Seorang Professor bercerita:
Dia berasal dari Sindereng 8 bersaudara dia merupakan anak bungsu. Ayahnya meninggal sewaktu masih kecil. Pada suatu hari ibunya mendatangi seorang ulama tentang anak-anaknya apakah ada bayangan kebaikan, sebab peninggalan ayahnya hanya sebidan tanah yang tidak terlalu luas. Ulama itupun menyarankan untuk mendatangi Imam Lapeo yang ada di Mandar. Katanya ambillah sebahagian kemampuanmu untuk dapat mendatanginya. Diapun kerjakan sebagiamana saran ulama tadi.
Sewaktu bertemu Imam Lapeo memperhatikan kedelapan anak-anak itu lalu menunjuk bahwa anak bungsu ini nanti akan sukses, peliaharalah dia dengan baik dan saya doakan.
Ternyata dia sekarang jadi dosen di IAIN Alauddin Makassar.
6. Mengembalikan Peliharaan yang hilang.
Kawu, seorang tua dari Kelurahan Tinambung, kabupaten Polmas menuturkan bahwa pernah suatu hari kuda peliharaanya hilang. Sudah satu minggu lebih dicari kuda yang hilang itu, belum juga ditemukan. Maka ia menemui K.H Muhammad Thahir Lapeo mohon didoakan agar kuda itu dapat ditemukannya.
To Salamaq Imam Lapeo memejamkan lalu mengangkat tangannya sambil berdoa, ia berkata kepada Kawu, bahwa kuda yang dicari sekarang dalam perjalanan pulang kekandangnya. Jawaban tersebut membuat si empunya kuda tercengang, dan segera pamit pulang. Apa yang terjadi? Sesampainya dirumah dai menemukan kudanya benar-benar sudah ada dikandangnya.“ Kuda itu datang sendiri “, kata istri pemilik kuda tersebut.
7. Membayar Hutang
Peristiwa lainnya dituturkan oleh informan bahwa suatu hari K.H Muhammad Thahir Imam Lapeo ingin mambayar hutang karena waktu yang disepakati telah sampai. Hutang tersebut adalah harga bahan-bahan bangunan Mesjid Nur Al- Taubah Lapeo yang dipinjam oleh beliau untuk perluasan bangunan Mesjid. Tetapi sampai pada malam hari To Salamaq Imam Lapeo belum juga mempunyai uang., sementara besoknya hutang itu harus dibayar.
Lalu, malam itu juga ia mengajak putranya Muchsin Thahir beserta kusir bendi berangkat ke Majene menemui H.Hasan, pedagang yang memberi utang kepada panitia pembangunan mesjid dengan maksud minta perpanjangan waktu peminjaman. Dalam perjalanan dari Lapeo menuju Majene, semua mesjid yang dilewati disinggahi untuk melaksanakan shalat sunnah, antara lain mesjid-mesjid Karama,Tangnga-Tangnga, dan Tinambung. Dari Tinambung beliau terus ke Limboro dan Lembang-Lembang. Di kedua mesjid itu ia melakukan shalat agak lama.
Menjelang subuh hari baru ia putranya meneruskan perjalanan ke Majene. Dalam perjalanan antara Lembang-Lembang dan Tinambung tiba-tiba ia ditahan oleh seseorang yang sama sekali tidak di kenalnya. Orang itu memberikan suatu bungkusan sebagai oleh-oleh kepada To Salamaq Imam Lapeo.
Lalu diperintahkannya kepada anaknya(Muchsin Thahir) yang menyertainya malam itu mengambil bungkusan tersebut. Perjalanan ke Majene dilanjutkan. Setelah sampai di rumah H.Hasan di Majene bungkusan tersebut dibuka. Apa isinya? Ternyata, sejumlah uang pas-pas dipakai membayar hutangnya kepada H.Hasan.
8. Menyembuhkan Penyakit
Dituturkan pula bahwa di Lapeo pernah berjangkit suatu penyakit yang sangat ganas dan berbahaya. Penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan tradisional maupun medis modern pada saat itu. Menurut informan, saking ganasnya penyakit itu sehingga dalam satu hari diperkirakan 3 sampai 5 orang yang meninggal akibat penyakit tersebut. Keadaan seperti ini sangat meresahkan dan menggelisahkan masyarakat. Rakyat mengadu kepada To Salamaq Imam Lapeo. Mendengar semua pengaduan tersebut K.H Muhammad Thahir sangat prihatin.
Di perintahkannya menyiapkan sebuah tempayan berisi air minum. Setelah itu K.H Muhammad Thahir To Salamaq Imam Lapeo memejamkan mata seraya mengangkat tangannya berdoa kepada Allah, kemudian diludahinya air tempayan tersebut tujuh kali. Air yang telah diludahnya itu diminumkan kepada penderita yang terkena penyakit aneh tersebut.
Berkat pertolongan Allah swt., mereka yang sempat meminum” air obat ” To Salamaq Imam Lapeo semuanya sembuh, dan penyakit tersebut tidak mengganaskan lagi.
9. Menolong Orang Yang Tenggelam
Pernah suatu saat, ketika K.H Muhammad Thahir Imam Lapeo sementara memberikan pengajian, tiba-tiba pengajian dihentikan beberapa saat. To Salamaq Imam Lapeo keluar ke teras, lalu menatap ke angkasa raya seraya tangannya dilambai-lambaikan. Setelah itu beliau masuk kembali akan melanjutkan memberikan pelajaran kepada murid-muridnya.
Sebelum pengajian dilanjutkan kembali, salah seorang muridnya bertanya tentang apa yang barusan To Salamaq Imam Lapeo kerjakan. Beliau menjawab bahwa dia menolong sebuah perahu yang hampir tenggelam di tengah laut karena serangan badai dan amukan ombak besar. Beberapa hari kemudian, seorang tamu dari Bugis datang ke rumah To Salamaq Imam Lapeo mengucapkan terima kasih.
Menurut pengakuannya bahwa perahunya hampir tenggelam beberapa hari yang lalu di sekitar pulau-pulau Pangkajene. Yang menolongnya adalah K.H Muhammad Thahir To Salamaq Imam Lapeo yang tiba-tiba dilihatnya datang berdiri di baguan kepala perahunya. Seketika itu juga ombak menjadi tenang, dan badai pun reda.
10. Dalam keadaan lapar dan Haus Makanan datang
Pada suatu hari, dengan ditemani beberapa muridnya, K.H Muhammad Thahir Imam Lapeo sedang menuju ke suatu kampung. Mereka berjalan kaki menyusuri pinggir kali menuju ke hulu. Menjelang sore hari mereka berjalan terus. Mereka belum makan siang karena sejak berangkat tadi belumprnah melewati perkampungan penduduk. Di manakah mereka akan makan, sementara lapar haus sudah terasa?
Tapi K.H Muhammad Thahir To Salamaq Imam Lapeo mengatakan supaya mereka sabar. Tak berapa lama kemudian,di tempat yang begitu sunyi sepi, tiba-tiba mereka melihat suatu rakit kecil yang sedang hanyut ke hilir. Di atas rakit kecil itu tersedia berbagai jenis makanan seperti nasi,ketan,lauk bersama ayam panggang. Mereka mengambil makanan tersebut dan menikmatinya. Selanjutnya K.H Muhammad Thahir Imam Lapeo bersama pengikutnya/muridnya melanjutkan perjalanan menuju kampung tujuan.
Wafatnya Imam Lapeo
Menjelang kematiannya, Imam lapeo berpesan supaya disediakan batang pisang sebelah menyebelah (pihak kanan dan pihak kiri) sebagai tempat bersandar saya bicara dengan mungkar-nakir. Pagi pada hari selasa beliau wafat dan besok siang barulah dimakamkan. Penulis pada waktu itu berumur 8 tahun menyaksikan.
Awan mendung dan tangisan para pelayat mayat beiau tambah lama semakin kecil. Jasadnya disemayamkan di rumah di mandikan di Mesjid Lapeo.
Menurut mahyuddin sewaktu di usung, jenazah sangat ringan seakan-akan tidak ada kecuali kain, merekapun masygul. Ketika disuapi dengan tanah pada bagian kepala mereka menyaksikan jasad didalam kain kafan. Setelah menyuapi terdengar di telinga mereka suara batuk.
Pesan yang paling dia utamakan kepada masyarakat lapeo adalah selalu berkata jujur, dan pesan lainnya adalah melaksakan shalat dan ibadah lainnya.
Pandangan Masyarakat Terhadap Imam Lapeo (K.H. Muhammad Thahir)
Menurut Masyarakat yang sempat kami wawancarai bahwa sahnya imam lapeo merupakan tokoh agama yang terkenal dengan kekaromahannya, biasanya masyarakat banyak datang mengunjungi makamnya jika mempunyai hajatan namun dalam berdoa mereka meminta kepada Allah S.W.T. dan beliau mengatakan bahwa banyaknya dana merupakan sumbangan dari beliu sampai sekarang. (dikarenakan banyak pengunjung yang memasukkan uang ke kotak amal berkisar sebanyak Rp 3.000.000,-/ harinya).