"Gondrong" mungkin adalah ungkapan bagi mereka yang memiliki rambut panjang terurai dan sedikit urakan, orang gondrong dianggap memiliki gaya hidup yang acuh tak acuh serta identik dengan hal negatif layaknya kekerasan. Namun itu semua adalah interpretasi orang-orang indonesia terhadap mereka yang memiliki rambut gondrong.
Namun, jika dilihat secara sejarah, Gondrong merupakan lambang dari kebebasan dan simbol dari perlawanan terhadap tirani. Sebagai contoh pahlawan dari sulawesi selatan yakni sultan Hasanuddin, beliau yang di juluki si Ayam jantan dari timur ini memiliki rambut yang lumayan panjang dan terurai. Bahkan pada masa pergerakan melawan penjajah, rambut gondrong pernah menjadi identitas bagi para pemuda pejuang karena mereka beranggapan bahwa rambut rapi, pendek dan tersisir rapi adalah pencerminan kaum kapitalis yang menjajah indonesia. Pemuda pejuang saat itu tampil di medan perang dengan rambut panjang terurai dan pistol terselip di pinggang.
Walaupun pernah menjadi simbol dari pemuda revolusioner, tetapi Soekarno pernah dibuat "kesel" dengan gaya rambut gondrong ini,terutama saat perjuangan melawan kebudayaan imperialis sedang memuncak.Karena rambut gondrong semakin identik dengan "lifestyle"pemuda-pemuda barat, maka Soekarno pun pernah memberi cap kepada merekasebagai "kontra-revolusioner".
Setelah memasuki era rejim Soeharto, rambut gondrong semakin ditindas dan divonis sebagai gaya yang bertentangan dengan kepribadian bangsa. Pangkopkamtib Jenderal Sumitro telah berkata, bahwa rambut gondrong membuat pemuda onverschillig, acuh tak acuh. Alhasil, sebagai pelaksanaan petuah dari petinggi militer, gerakan anti-gondrong pun mulai dikampanyekan di segala lini kehidupan.
Di sejumlah perguruan tinggi, para pimpinan Universitas sudah menyarankan mahasiswanya untuk tidak gondrong, dan kalau tetap memilih gaya tersebut, mereka dipersilahkan memilih pindah ke kampus lain yang menerima gondrong. Bahkan pihak dosen tak segan-segan memberi nilai error kepada mahasiswa yang memiliki rambut gondrong.
Tapi tanpa di sadari mereka yang memiliki rambut gondrong cenderung memiliki pola pikir yang matang serta mereka lebih siap dan lebih bisa untuk berinteraksi dengan masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah, jika di bandingkan dengan mereka yang neces kekampus serta memiliki sifat yang akademisis.
Walaupun dapat dikatakan bahwa rambut gondrong sangat dipengaruhi oleh gerakan hippies dan perkembangan musik Rock saat itu, namun kita juga harus melihat faktor ekonomi dan korupsi sangat berpengaruh besar dalam memicu keresahan mahasiswa saat itu. Boleh dikatakan, bahwa "pilihan rambut gondrong telah menandai perpisahan antara gerakan mahasiswa dan orde baru/militer."
Begitulah, hingga gerakan mahasiswa tahun 1998 yang berhasil menjatuhkan Soeharto, aktivis mahasiswa banyak sekali yang berambut gondrong. Ketika saya pertama kali mengikuti aksi demonstrasi di kampus, aksi tersebut dipimpin dan di dominasi oleh mahasiswa gondrong.
Sekarang ini, seiring dengan menyusutnya gerakan mahasiswa di berbagai kampus dan pengaruh kuat "lifestyle" baru dari luar, mahasiswa berambut gondrong mulai berkurang pula. Kalaupun ada yang masih berambut panjang, tapi bukan lagi "gaya gondrong" ala mahasiswa tahun 1980-1990-an.namun gaya rambut panjang ala K-POP ataupun J-POP
Namun demikian, ini tidak berarti bahwa mahasiswa yang bangkit melawan dan menjadi aktivis harus berambut gondrong, tidak harus dan tidak perlu begitu. Kalau kita melihat dari gambaran historisnya, rambut "gondrong" telah menjadi gaya yang dimusuhi penguasa dan diasosiasikan dengan "penentang" atau kegiatan subversif. Tidak mengherankan pula, sebagian aktivis mahasiswa telah memilih "berambut gondrong"sebagai pilihan untuk menunjukkan perlawanan dan kritik.
Baik secara historis maupun secara sosial, "gaya rambut" puya dimensi yang sangat luas, tidak sekedar "mahkota" di kepala. Tidak hanya gondrong, tapi ada banyak gaya lain untuk menunjukkan identitasi atau bahkan perlawanan, misalnya gaya rambut "Mohawk" yang menjadi identitas perlawanan punk hari ini, diambil dari kisah perjuangan kaum Indian. "rambut tidak sekedar mahkota anda, tapi boleh jadi menjelaskan pendirian politik anda."
Jadi tidak salah kalau gondrong memang menjadi lambang perlawanan bagi mereka yang memiliki jiwa yang merdeka dan tak ingin di tindas oleh para penguasa.....
Jadi tidak salah kalau gondrong memang menjadi lambang perlawanan bagi mereka yang memiliki jiwa yang merdeka dan tak ingin di tindas oleh para penguasa.....
0 comments:
Post a Comment